Monday, 10 March 2014

KARAKTER KEGIATAN PUBLIK INTERNAL PT. POS INDONESIA DAN TIKI


PT. Pos Indonesia


           Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas atau disebut dengan PT. Pos Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1995. Peraturan Pemerintah tersebut berisi tentang pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum (perum) menjadi sebuah perusahaan (persero).
           Berkembangnya produk perbankan dengan didukung teknologi informasi mengembangkan secara tepat Automatic Teller Machine (ATM) dengan konten multi transaksi memberikan service level semakin tinggi, sehingga layanan keuangan yang dikembangkan oleh PT. Pos Indonesia yang sifatnya masih konvensional sulit untuk bersaing. Bisnis komunikasi yang dikembangkan PT. Pos Indonesia yaitu layanan surat pos merupakan komunikasi generasi pertama yang saat ini mengalami penurunan yang sangat tajam karena harus bersaing dengan para pengelola jasa titipan, serta harus menerima kenyataan berpindahnya konsumen kepada produk subtitusi yaitu sms dan produk teknologi informasi lainnya seperti internet.
           Bisnis logistik yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia mempunyai kompetitor yang berasal dari perusahaan multinasional (MNC) yang mempunyai sumber daya keuangan dan teknologi serta dukungan network yang sangat kuat. Selain itu, PT Pos Indonesia harus bersaing dengan kompetitor dari perusahaan-perusahaan jasa pengiriman swasta dari dalam negeri yang mempunyai jaringan yang tidak kalah baiknya, sehingga membuat persaingan bidang perposan, termasuk transaksi keuangan dan logistik menjadi kian ketat. Hadirnya perusahaan-perusahaan swasta itu membuat pengiriman surat (mail) yang masih mendominasi income PT Pos yaitu sekitar 57 persen, menjadi turun.

Kondisi Publik Internal
a.      Karyawan
            Rendahnya produktifitas pegawai dan aset lainnya, jumlah pegawai PT. Pos Indonesia tidak menyebar secara proporsional yang mengakibatkan tingkat produktifitas masing-masing daerah sangat bervariasi dengan sebaran yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan sebagian pegawai merasa telah bekerja sangat berat dan masih banyak peluang yang tidak dapat tergarap (opportunity loss), sebagian lagi bekerja kurang dari yang seharusnya sehingga tidak efisien.

b.      Pemegang Saham
            Struktur institusi yang dijalankan oleh PT. Pos Indonesia menjalankan peran ganda yaitu sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk melayani masyarakat dan di sisi lain sebagai institusi bisnis yang bersifat persero yang mengutamakan profit oriented, sehingga fungsi itu apabila dijalankan bersamaan tentunya akan sangat sulit dalam aplikasi pengelolaanya, karena ketika status perusahaan berubah menjadi perusahaan perseroan (persero), maka timbul permasalahan bagi perusahaan karena dituntut menghasilkan profit seperti perusahaan swasta, meskipun untuk kinerja BUMN tidak seluruhnya berdasarkan indikator keuangan, namun ketika indikator kinerja keuangan tidak baik tetap saja pihak stakeholder (pemerintah) akan menganggap direksi BUMN gagal.

c.       Manajerial
            Kesenjangan kompetensi yang disebabkan perubahan lingkungan bisnis dan teknologi juga merupakan faktor lain yang perlu mendapat perhatian serius. Perubahan visi dan misi organisasi menyebabkan keharusan adanya perubahan budaya. Budaya lama yang sudah dianggap kurang relevan belum diikuti dengan pengembangan budaya baru, sehingga menyebabkan lemahnya budaya perusahaan.


TIKI (Titipan Kilat)


           TIKI (Titipan Kilat) merupakan badan usaha milik swasta yang bergerak dalam bidang pengiriman barang. Memahami potensi dan kebutuhan tinggi masyarakat akan layanan penyampaian barang titipan, perbekalan, barang berharga atau bahkan dokumen usaha para pebisnis dengan tingkat mobilitas yang sangat tinggi, telah menginspirasi berdirinya sebuah usaha jasa penitipan barang yang dikenal masyarakat dengan nama TIKI (Titipan Kilat).
           Dengan keinginan mulia PT. Citra Van Titipan Kilat resmi didirikan pada 1 September 1970. Berkat tangan dingin dan keuletan Bpk. Soeprapto dan Ny. Nuraini Soeprapto sebagai perintis usaha dan pemegang saham, TIKI mulai menapak dengan kokoh ditengah persaingan bisnis jasa pengiriman barang yang terus menggeliat seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat di seluruh dunia, khususnya masyarakat Indonesia.
           Seiring dengan perkembangan bisnis usaha dan kebutuhan masyarakat, TIKI selalu berupaya untuk mengembangkan jaringan yang diawali dengan kota-kota besar di Indonesia seperti: Pangkal Pinang (Sumatera), Semarang (Jawa Tengah) dan Surabaya (Jawa Timur) dan terus meluas hingga ke pelosok Indonesia. Berkat dukungan sejumlah armada, personil dan minat besar masyarakat, TIKI menjadi lebih kuat dan berhasil menjaga stabilitasnya.

Kondisi Publik Internal
a.      Karyawan
            Program untuk memacu etos kerja dengan memberikan bonus ataupun tujangan jika target yang ditentukan perusahaan tercapai. Batas usia karyawan untuk dapat bekerja perusahaan adalah sampai dengan usia 56 tahun melewati usia tersebut, maka karyawan harus segera dipensiunkan dari statusnya sebagai karyawan tetap perusahaan.

b.      Pemegang Saham
            Pemegang saham melimpahkan wewenang kebijakan-kebijakan perusahaan pada direksi karena pelayanan yang dilaksanakan berorientasi untuk kemajuan perusahaan.


Perbedaan Publik Internal PT. Pos Indonesia dengan Tiki (Titipan Kilat)

Indikator
PT. Pos Indonesia
TIKI (Titipan Kilat)
Jenis Usaha
Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Persero
Badan Usaha milik swasta
Pemegang Saham
Pemerintah terlalu ikut campur terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan, karena badan usaha milik pemerintah maka pelayanan yang dilaksanakan masih terlalu birokratif.
Pemegang saham melimpahkan wewenang kebijakan-kebijakan perusahaan pada direksi karena pelayanan yang dilaksanakan berorientasi untuk kemajuan perusahaan.
Menejemen
Top pimpinan didasarkan atas kemauan negara (politis).
Top pimpinan didasarkan atas profesional dibidangnya.
Karyawan
Skill dan pembagian kerja  karyawan kurang diperhatikan.
Sangat memperhatikan skill dan pembagian kerja karyawan.



No comments:

Post a Comment